Jokowi menegaskan dukungannya terhadap pembangunan infrastruktur di negara berkembang. Hal tersebut disampaikan usai bersama dengan Joe Biden dan Ursula Von Der Leyen meluncurkan Kemitraan untuk Investasi dan Infrastruktur Global atau Partnership for Global Infrastructure and Investment (PGII) G20.
Peluncuran dilaksanakan di sela sela Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 yang berlangsung di Hotel The Apurva Kempinski, Kabupaten Badung, Bali.
“Indonesia selalu mendukung penguatan pembangunan infrastruktur di negara-negara berkembang. Krisis multidimensional yang tengah dihadapi dunia membawa tantangan sendiri bagi pembangunan infrastruktur di negara berkembang, termasuk melalui penyusutan ruang fiskal,” ujar Jokowi.
Pada kesempatan itu, Jokowi juga menyampaikan sejumlah hal yang perlu diperhatikan PGII dalam mendukung pembangunan infrastruktur di negara berkembang.
Pertama, dukungan yang dilakukan harus berdasarkan kebutuhan riil negara tujuan atau country driven. Oleh karena itu, Jokowi menyatakan konsultasi dan dialog dengan negara penerima harus menjadi pedoman utama.
“Pembangunan infrastruktur perlu memberdayakan masyarakat dan ekonomi setempat agar memiliki rasa kepemilikan yang tinggi, disertai dukungan bagi negara berkembang untuk membangun kapasitas dan kemampuan mandiri. Dengan demikian, negara berkembang dapat lebih tangguh menghadapi tantangan global di masa mendatang,” ujarnya.
Jokowi mencontohkan, saat ini Indonesia tengah mendorong pemerataan pembangunan melalui pemindahan ibu kota negara ke Nusantara. Pemindahan ibu kota tersebut, ucap Presiden, akan membuka peluang investasi sebesar 20,8 miliar Dolar Amerika Serikat (AS) di berbagai sektor infrastruktur.
Kedua, Kepala Negara menegaskan bahwa PGII harus berdasarkan paradigma kolaborasi.
“Pelibatan lebih banyak pemangku kepentingan, termasuk sektor swasta akan membawa manfaat nyata. Saya percaya inisiatif seperti PGII akan semakin bermanfaat jika melibatkan sebanyak-banyaknya negara di dunia,” ujarnya.
Ketiga, PGII harus menghasilkan dukungan pembangunan berkelanjutan, termasuk lewat pembangunan hijau dan transisi energi. Jokowi memandang, negara berkembang paling rentan terhadap tantangan pembangunan berkelanjutan dan perubahan iklim.
Kepala Negara menyatakan, Presidensi G20 Indonesia telah mendorong kerja sama nyata di bidang infrastuktur berkelanjutan dan pendanaan pembangunan. Indonesia juga bersungguh-sungguh mengembangkan industri hijau, termasuk ekosistem industri mobil listrik yang menjadi kendaraan resmi di KTT G20 Bali.
“Indonesia siap mendukung inisiatif PGII. Harapan saya, PGII dapat memperkuat hasil yang telah dicapai di G20,” pungkasnya.
0 comments:
Posting Komentar