Presiden Jokowi mewanti-wanti setiap kepala daerah untuk menjaga betul harga beras di daerah mereka masing-masing agar tidak mengalami kenaikan.
“Jadi hati-hati, kalau harga beras di daerah Bapak-Ibu sekalian itu naik meskipun hanya 200 atau 500 perak, segera diintervensi. Karena itu menyangkut kemiskinan di provinsi/di kabupaten/dan di kota Bapak-Ibu pimpin, itu akan langsung bisa naik angka kemiskinannya,” kata Jokowi (12/9).
Jokowi menjelaskan, kontribusi harga pangan terhadap kemiskinan itu 74 persen. Begitu harga pangan naik, artinya di sebuah daerah kemiskinannya juga akan terkerek ikut naik, terutama beras sebagai komponen utama.
Oleh karena itu, Jokowi pun memerintahkan setiap kepala daerah untuk mengambil sejumlah bahan pokok langsung dari daerah di dalam negeri dan bukan dari produk impor.
“Oleh sebab itu, seluruh provinsi, kabupaten, dan kota harus tahu pasokan berasnya dari mana kalau harus membeli dari luar provinsi, kabupaten, dan atau kota. Telur itu dipasok dari kabupaten atau kota mana. Bawang merah dibeli dari kota atau kabupaten mana. Semuanya ini harus datanya detail,” jelasnya.
Jokowi kemudian juga menyatakan, setiap Kepala Daerah tidak perlu khawatir dengan biaya tranportasinya. Dia pun mendorong agar anggaran belanja tidak terduga bisa digunakan untuk membantu subsidi transportasi.
“Saya minta sekali lagi, kepada seluruh gubernur, bupati, wali kota agar waktu yang tinggal Oktober-November-Desember ini, betul-betul anggaran yang ada ini segera bisa direalisasikan. Karena kita tahu kontribusi APBD terhadap pertumbuhan ekonomi sebuah daerah itu sangat besar,” tandasnya.
0 comments:
Posting Komentar