Yogyakarta – Jokowi menegaskan arah kebijakan terkait hilirisasi industri mineral bahan tambang tetap konsisten. Hilirisasi tersebut bertujuan mempercepat Indonesia menjadi negara maju.
Menteri Investasi atau Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menekankan ini tercermin dari realisasi investasi asing sepanjang 2022 yang paling banyak masuk ke sektor industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan Peralatannya sebesar US$ 11 miliar. Sedangkan posisi kedua masuk ke sektor pertambangan sebesar US$ 5,1 miliar.
Tapi, ia memastikan, fokus hilirisasi ke depannya tidak hanya pada sektor pertambangan seperti mineral, dan batubara saja, melainkan juga akan mencakup sektor minyak, gas bumi perkebunan, kelautan, perikanan, dan kehutanan sehingga barang-barang dari sektor itu tidak lagi bisa dijual mentahan nantinya.
Bahlil menekankan, kebijakan investasi yang mengarah pada hilirisasi ini tidak lagi bisa ditawar-tawar, sebab Indonesia harus menjadi negara maju. Ia mengakui banyak pertentangan dari berbagai pihak di dalam maupun luar negeri dari arah kebijakan investasi Jokowi ini.
Dengan kebijakan hilirisasi ini, Bahlil optimistis Indonesia akan bisa menjadi negara maju. Sebab, lapangan pekerjaan yang tercipta dari investasi itu akan semakin berkualitas dengan tingkat upah yang semakin meningkat.
0 comments:
Posting Komentar