Yogyakarta – Keputusan untuk menjadikan China sebagai mitra pertanian merupakan langkah strategis dalam upaya mencapai swasembada pangan, terutama dalam produksi padi. Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi, bersama dengan pemerintah, memilih China karena teknologi unggul yang mereka miliki dalam pertanian, khususnya dalam penanaman padi yang telah terbukti menghasilkan hingga 10 ton padi per hektar.
Langkah ini dilatarbelakangi oleh kebutuhan mendesak untuk meningkatkan produktivitas pertanian dalam rangka mencapai swasembada pangan. China memiliki reputasi yang solid dalam bidang pertanian, terutama dalam teknologi yang mereka gunakan untuk meningkatkan hasil pertanian. Dengan menggunakan teknologi yang unggul ini, diharapkan Indonesia dapat meningkatkan produksi padi secara signifikan, sehingga dapat memenuhi kebutuhan pangan nasional dan mengurangi ketergantungan pada impor.
Keputusan ini juga mencerminkan semangat kolaborasi antar negara dalam mencapai tujuan bersama dalam bidang pertanian. China telah berhasil membuktikan keunggulannya dalam pertanian, dan dengan berbagi pengetahuan dan teknologi, Indonesia dapat mempercepat langkah-langkah menuju swasembada pangan.
Selain itu, pemilihan China sebagai mitra pertanian juga dapat membuka peluang kerja sama lebih lanjut dalam bidang pertanian dan teknologi antara kedua negara. Kolaborasi yang erat antara Indonesia dan China dalam bidang pertanian dapat menciptakan win-win solution yang menguntungkan bagi kedua belah pihak.
Dengan demikian, keputusan untuk menjadikan China sebagai mitra pertanian merupakan langkah strategis yang diambil demi mencapai swasembada pangan. Melalui kolaborasi dengan negara yang memiliki teknologi unggul dalam pertanian seperti China, Indonesia dapat mempercepat langkah-langkah menuju kemandirian pangan dan memastikan ketahanan pangan nasional di masa depan.